Medan, MPOL - Mitra
Bukalapak, platform online-to-offline (O2O) unggulan dari
Bukalapak, konsisten memberdayakan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia dengan memperluas cakupan kegiatan Spesial Kumpul Juwara (SKJ) ke
Medan (18/05). Dihadiri oleh ratusan pemilik warung dan agen individu, SKJ kali ini difokuskan pada edukasi pemilik warung untuk mendorong inklusi keuangan melalui ekspansi produk virtual serta meningkatkan literasi keuangan mereka lewat sosialisasi pembayaran non-tunai di area-area terkecil termasuk warung dan agen pulsa.SKJ merupakan salah satu dari program edukasi dengan pendekatan "Dari Mitra untuk Mitra yang diinisiasi oleh Komunitas Juwara, komunitas pemilik warung terbesar di Indonesia. Komunitas ini telah merangkul ratusan ribu pemilik warung yang tersebar di lebih dari 50 kota/kabupaten di tanah air. Sepanjang tahun lalu, SKJ berhasil merambah 12 kota/kabupaten dan berlanjut di Sidoarjo, Malang,
Medan, serta Pekanbaru (23/05) pada tahun ini.Keputusan Mitra
Bukalapak untuk merambah daerah-daerah di Sumatera merupakan respons terhadap kebutuhan warung yang masih belum terdigitalisasi di sana. Banyak warung masih menggunakan pembayaran tunai sebagai metode utama. Menurut laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, Sumatera Utara menempati peringkat 13 secara nasional dalam adopsi e-wallet, menunjukkan bahwa masih banyak potensi yang perlu dikembangkan di area tersebut untuk meningkatkan literasi pembayaran digital. Selain itu, warung-warung di daerah ini pun masih bergantung pada penjualan barang-barang konvensional, seperti barang kebutuhan sehari-hari yang bersifat fisik.Mitra
Bukalapak memiliki komitmen kuat dalam mentransformasi warung menjadi agen inklusi keuangan dan digital. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyediaan beragam produk virtual dan keuangan, serta edukasi berkala bagi pemilik warung melalui program komunitas seperti SKJ.Dengan adanya puluhan fitur produk virtual yang tersedia, warung dapat memfasilitasi pembayaran tagihan, pengisian saldo e-wallet, transfer antar bank, dan pembelian pulsa secara lebih mudah. Variasi ini memberikan kesempatan bagi pemilik warung untuk meningkatkan jumlah pelanggan, terutama di daerah-daerah yang minim akses ke bank dan minimarket.Untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh terkait literasi digital serta fitur-fitur keuangan yang dapat dikembangkan di warung, Mitra
Bukalapak menggelar program edukatif SKJ di
Medan dan Pekanbaru pada Kamis (23/05) mendatang. SKJ tidak hanya mengajak pemilik warung berjejaring, melainkan belajar untuk memahami cara memaksimalkan potensi bisnis. Mereka dengan menggunakan produk-produk dan layanan yang semakin canggih. Materi yang disajikan dalam SKJ juga mencakup tips menghadapi persaingan bisnis dan pemanfaatan QRIS, mulai dari cara mendapatkan kode, proses operasional, hingga mendapatkan keuntungan melalui QRIS untuk dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di warung."Dalam kegiatan SKJ ini, kami harap pemilik warung dapat meraup keuntungan lebih besar hingga tiga kali lipat berkat transformasi dengan produk virtual. Pengetahuan yang didapatkan juga diharapkan dapat ditularkan melalui komunitas terdekatnya dan mempercepat peningkatan angka literasi yang ada. Dengan demikian, kesuksesan mereka dapat memberi dampak berkelanjutan, menginspirasi pemilik warung lainnya untuk lebih canggih berbisnis," jelas Gitaditya Witono, AVP Brand Marketing dan Partnership Mitra
Bukalapak.Warung sebagai Pelopor PerubahanMonika Sihombing, seorang Mitra dari Deli Serdang, sebelumnya hanya seorang pedagang dengan tenda di Pasar Nawacita Sampali yang menjual sembako dan pulsa. Namun, setelah bergabung dengan Mitra
Bukalapak pada tahun 2018, Monika berhasil memiliki lapak tetap dan mengubah warung kelontongnya menjadi agen produk digital dan keuangan."Di sini saya menjadi satu-satunya pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari sekaligus melayani berbagai transaksi produk virtual. Alhasil, baik pembeli maupun sesama penjual bila memerlukan pulsa, token listrik, atau transfer uang akan datang ke warung," ungkap Monika.Transformasi bisnis Monika tidak hanya menghasilkan peningkatan pendapatan hingga 2-3 kali lipat, tetapi juga berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Berkat penjualan produk virtual, ia berhasil bangkit dari masa sulit setelah tempat tinggalnya terbakar.Peran Monika sebagai agen inklusi finansial kemudian tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan pelanggan dengan produk virtual. Bersama Komunitas Juwara, Monika mentransfer kecakapan digital dan semangat transformasinya kepada banyak pedagang kecil melalui sesi edukasi yang diselenggarakan secara daring maupun luring. (r)