Pengamat Transportasi Berikan Kebijakan Ke Kementerian Perhubungan Menyangkut Perlindungan Penumpang Bus

Zainul Azhar - Kamis, 06 Juni 2024 22:01 WIB

Jakarta, MPOL - Pengamat transportasi mohon berikan kebijakan ke Kementerian Perhubungan menyangkut penumpang bus wisata, demikian anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat mengatakan saat diskusi Dialektika Demokrasi "Menngkatkan Keselamatan Transportasi Study Tour" bersama pengamat transportasi Deddy Herlambang dan praktisi media Andus Simbolon, Kamis (6/6) di DPR RI Jakarta.

Menurut Syahrul Aidi untuk bisa memberikan perlindungan bagi penumpang, ya bagi penumpang untuk memperkecil angka kecelakaan ini, kita belum berbicara tentang kecelakaan secara umum ya ini khusus kecelakaan bagi rombongan study tour.

Kalau kita bicara kendaraan secara umum kami menemukan justru begini, sekarang ini agak rancu juga nih, contoh kendaraan umum nih bis yang digunakan antar provinsi ya ini pemerintah sudah membangun AKAP (antar kota antar propinsi) terminal tipe A di seluruh provinsi, bahkan kabupaten kota, di beberapa kabupaten juga dibangun tapi kami menemukan catatan hanya 30% dari bis itu yang masuk ke dalam terminal tersebut nah artinya apa hanya 30% dari bus itu yang terpantau yang ke uji kelayakannya, kalau masuk dalam terminal kan setidaknya terpantau inilah ya atau tidak begitu berarti ada 70% bis yang beroperasi ya yang itu tidak masuk dalam terminal dan otomatis pantauannya pengawasan apakah layak atau tidak layaknya.

Kalau masuk dalam terminalkan ada uji kelayakannya tapi kalau tidak masuk bagaimana dan kita tahu Bis pariwisata ini kan enggak masuk dalam terminal di mana sistem pengujiannya, gimana menguji layak atau tidak layaknya di bis ini bisa digunakan oleh masyarakat atau oleh rombongan study tour. Nah barangkali dalam kesempatan ini dari teman-teman ya yang terutama dari pembicara yang lain.

"Sifat kami inikan menerima masukan sebetulnya, bukan memberikan arahan. Tetapi menerima masukan, menerima aspirasi apa kira-kira apa sih ruang kosong dari kebijakan kita ini sehingga kecelakaan ini terjadi, kemudian baik itu di rombongan bus study tour. Saya kira lebih umum harusnya kita berbicara kan kecelakaan itu tidak hanya pada study tour saja tadi, tapi juga kecelakaan secara umum," tutur Syahrul Aidi.

Sedangkan Deddy Herlambang mengatakan apa namanya kecelakaan study tour, memang kami, sangat perhatian juga, ya sangat perhatian orang setiap tahun pasti itu terjadi, jadi memang tadi sudah disampaikan oleh data dengan pak ada dari pak Syahrul bahwa memang sudah terjadi.

Kalaupun kita mau dari sejak tahun 2003 kita lebih ada, ada yang lebih fatal lagi jadi yang kecelakaan di Paiton di situ pondok itu satu bus terbakar semua begitu mereka satu Bus itu jadi mereka dari SMA di Jogja, kalau tidak salah Jogja. Arena mereka, mereka tabrakan dengan truk gitu. Jadi setelah itu sampai kini ternyata kejadian itu terus berulang berulang.

Jadi ini yang sangat memprihatinkan, nah kami di MTI mungkin kami bicara juga secara independen ya, secara independen kami juga untuk semua kepentingan kepentingan keselamatan tentunya bahwa masalah kemarin itu memang puncaknya. Mungkin kemarin kecelakaan di Subang itu yang 11 meninggal dunia ada di kita, Kita juga sangat sedih dan prihatin mengapa hal seperti ini selalu terjadi terus, di situ setelah itu seminggu lagi terjadi lagi di jalan tol Malang, Sidoarjo lalu di Lampung, misalnya juga remnya blong misalnya ada yang ngantuk segala macamnya jadi itu berulang.

Nah seperti tadi sudah disampaikan juga, kecelakaan memang ada bervariasi, tadi sudah disebutkan juga pertama dari sarananya, sarana busnya bisa seperti biasanya kegagalan pengereman bisa. Lalu yang ketiga adalah prasarana, bisa prasarana untuk bisnya, jalannya bergelombang, misalnya atau geometrik jalan yang tidak ideal misalnya, untuk jalan-jalan untuk tikungan tertentu misalnya.

Lalu yang ketiga adalah manusianya, SDM-nya itu bagaimana masalah kompetensinya, masalah kesehatannya, bagaimana masalah psikologinya, bagaimana. Keempat adalah manajemen, manajemen keselamatan itu bagaimana kalau itu perusahaan-perusahaan umum tentunya mempunyai manajemen keselamatan, nah jadi masalah bisnya yang kita soroti, nah untuk masalah khusus untuk saat itu memang ini sepertinya kita harus berpikir secara hulu dan hilir, kita memang tidak bisa berbicara selalu menyalahkan kepada pemerintah, tetapi secara hilir pun kita juga harus memberikan masukan.

Dalam hal ini sebagai usernya itu adalah apa namanya sekolah, dalam ini usernya adalah di kementerian di kelas ya di dekat pendidikan dan nasional itu juga harus ada edukasi, harus ada edukasi harus ada kesadaran bahwa untuk menyewa sarana angkutan umum khususnya pariwisata itu harus melakukan kondisi second di perhubungan itu ada spion 6 itu bisa bisa diakses di web bisa diketik internet apa namanya nomor polisinya bisa di cek di situ jelas ada nomor itu bodong atau tidak misalnya atau sudah KIR atau belum, atau telat KIR misalnya, kalau belum KIR juga tidak ada nomornya, kalau bodong tidak ada nomornya.

Saya sendiri pernah mengalami juga anak saya yang SMP Juni ini mau tour, kita cek juga nomor polisinya sudah tidak diajukan ternyata bermasalah semua 13 bayangkan itu 13 pak masuk ke situ 300 yang satu bodong tidak tercantum di apa namanya di spion⁸ yang satu ini sudah terlambat Kir, yang satu yang satunya, akhirnya tidak berlaku, jadi itu 13 itu semuanya bodong semua .dikatakan bermasalah semua itu baru satu sekolah, anak saya.

Apalagi Juli ini Juni ini kita liburan sekolah, makanya saya senang, jadi Komisi V ada semacam ini ya, untuk edukasi, warning juga bahwa hati-hati ini Juni sudah mulai berlomba-lomba apa namanya study tour karena saya tadi lewat di Tangerang rumah saya juga di Tangerang Selatan itu sudah mulai banyak rombongan bus-bus sudah banyak udah mulai jadi itu hati-hati.

Jadi masalah di sini jangan masalah hilir saja ya pemerintah selalu lemah, selalu tidak bisa tapi ternyata di hilirnya juga di edukasi juga kalau mau menyewa tolong dicek dulu nomornya di spion 6 di temanku itu ada udah tidak perlu login itu bisa dicek gitu jadi kalau misalnya itu tidak berlaku akhirnya jangan mau karena itu pasti bisa murah.

Karena kita buktikan juga kalau mereka saya cek pajaknya juga STNK-nya tuh hanya satu juta berapa, masih mahal mobil saya ada itu mengapa murah karena tidak berpikir makanya dijual sewanya yang murah nah ini pak yang ditetapkan ada edukasi kepada Kemendikbud sekiranya jangan hanya hiburan tetapi merupakan suatu aturan bagaimana caranya untuk ada SOP-nya bagaimana untuk menyewa, caranya tidak hanya langsung yang murah langsung disewa karena suatu saat kalau semisal nanti mendatang kalau terjadi kecelakaan lagi.

Saya berharap ya ke sekolah, pihak sekolah juga juga bisa disalahkan jangan hanya operator bis yang salah, tapi ya sekolah juga disalahkan mengapa habis butuh mengapa bus ilegal mengapa disewa, itu pun sudah melanggar hukum. Jadi kita berpikirnya dahulu sudah dilihat jadi supaya adil banget gitu ya kalau kemarin-kemarin banyak menyalahkan eh pemerintah, tutur Dedy Herlambang.

Sementara itu Andus Simbolon mengatakan bagi saya ini harus menjadi catatan tersendiri buat pemerintah bagaimana peristiwa-peristiwa yang mati sia-sia ini jangan terulang kembali, ya itu tadi pak apa dari MTI, dari Komisi V, membuat catatan dua tahun terakhir berapa tadi jumlahnya itu, yang kejadian itu tadi banyak sekali pak, nah itu seminggu ini ada lagi kejadian kalau enggak salah itu nah cuman ada yang selain itu ada juga yang rombongan ziarah.

Nah saya kadang-kadang kalau melihat hari sabtu hari Minggu ya kalau misalnya jalan pagi gitu terlihat di pinggir jalan ada bus parawisata kayaknya mau keluar kota biasanya itu yang ibu ibu pengajian atau masyarakat setempat, itu saya selalu dalam hati ini pak, mudah-mudahan mereka selamat dalam perjalanan, dalam hati saya itu jangan sampai terjadi musibah pada mereka itu, dan mereka meninggal percuma begitu saja saya mau minta apa namanya kepada semua stakeholder ya stakeholder ke hati-hatian, tutur Andus Simbolon.***

Editor
: Rini Sinik

Tag:

Berita Terkait