Jakarta, MPOL - Fasilitas pelaksanaan Ibadah
Haji 2024 masih kurang demikian anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq menyoroti kurangnya fasilitas untuk jemaah haji, dalam Dialektika Demokrasi "Evaluasi dan Catatan Penyelenggara Ibadah
Haji 2024" bersama pengamat Haji Ade Marfudin, dan jamaah haji 2023 Ade Chandra, Kamis (20/6) di DPR RI Jakarta.Menurut Maman Imanul Haq, fasilitas transportasi, konsumsi hingga tenda jemaah selama di Arafah dan Mina masih kurang padahal, kuota jemaah haji tahun ini bertambah 20 ribu dibandingkan tahun lalu. "Pelaksanaan ibadah haji tahun ini menyimpan beberapa catatan yang terjadi setiap tahunnya, mulai dari pelanggaran visa hingga kurangnya fasilitas jemaah haji di tanah suci.Politisi Fraksi PKB ini menambahkan, penambahan kuota haji sebanyak 20.000 tidak boleh dipermainkan oleh pihak tertentu. "Jangan sampai ada permainan kuota haji yang nantinya akan berdampak buruk pada kuota jemaah haji reguler," serta penyediaan hotel dan konsumsi bagi jemaah belum memenuhi standar yang diinginkan. "Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dapat menjadi catatan perbaikan untuk penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya agar setiap masalahan yang ada dapat terus diatasi," tutur Maman Imanul Haq.Sedangkan Ade Marfuddin mengatakan jamaah haji baru saja bergerak selesai, semua jamaah sudah fokus di Mekah kalau sudah selesai banyak catatan-catatan dari temuan dari Panwas. tentunya kalau saya lebih kepada masyarakat yang tidak menggunakan anggaran negara, dari tahun ke tahun selalu menyisakan catatan dan masalah kalau tahun lalu mencatat kita adalah Muzdalifah bagian dari trading topik kita karena banyak jamaah haji yang kepanasan di sana, belum terangkut sampai siang hari.Kalau diurut memang Haji ini kan ada hanya 5 hari dan 3 tempat itulah yang menjadi urutan berkumpulnya masa dan bukan hanya 241.000 tapi sudah jutaan orang di mana ada musibah itu Arafah ,Muzdalifah jaminan menjadi pusat bertemunya berkumpulnya orang ini yang menjadi topiknya akan secara evaluasi catatan belum sepenggal ini belum utuh karena hajinya belum selesai. tentunya kalau kata kang Maman menyampaikan hanya sepintas tentang kisah kemudian penerbangan, transportasi ada sesuatu yang memang saya bilang belum selesai.Mungkin kalau hanya kita bicara haji dari sisi apakah manajemennya yang salah ,atau kebijakannya yang salah, padahal undang-undang sudah jelas mengatur semua tapi juga ternyata di Haji ini kan tataran pelaksanaan selalu muncul tiap tahun. Kita bayangkan kalau kita misalnya karena yang sekarang topik menjadi besar itu kan masalah Mina, masalah Mina kemudian juga adalah overloadnya yang jumlah jamaah dibanding dengan tenda yang hanya 120 meter diukur diisi oleh 160 orang dimana 500 orang harus antri dengan jumlah 20 toilet ini kan permasalahan jadi tidak sebanding antara kuantitas jamaah kita dengan fasilitas yang tersedia, tutur Ade Marfuddin.***