Jakarta, MPOL - Komite III DPD RI minta Badan Narkotika Nasional (
BNN) lakukan pencegahan terukur dan soistematis mengingat Indonesia berada pada kondisi "Darurat Narkotika," demikian Ketua Komite III Hasan Basri membuka rapat bersama Kepala
BNN Irjen Pol Marthinus Hukom didampingi Wakil Ketua Komite III Muslim M Yatim dan Abdul Hakim Senin (26/8) di DPD RI Jakarta.Menurut Hasan Basri Badan Narkotika Nasional (
BNN) lakukan pemantauan mendalam dan perbaikan terhadap pelaksanaan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)."Mengingat Indonesia saat ini darurat narkotika, sehingga program P4GN perlu didukung untuk menyelamatkan generasi mendatang dari serbuan global peredaran gelap narkotika, tutur Hasan Basri."Dalm raker Komite III DPD bersama Kepala
BNN membahas realisasi Program Kerja dan Anggaran
BNN Semester I Tahun 2024, Program kerja
BNN tahun 2024-2029, termasuk rencana program kerja dan pelaksanaannya di daerah, serta Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia."Semoga
BNN mampu mencapai target angka prevalensi penyalahgunaan narkotika turun menjadi 1,69% di tahun 2024 ini." Komite III DPD RI pada masa sidang ini, melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika untuk mendorong
BNN agar melakukan pemantauan mendalam dan perbaikan terhadap pelaksanaan program P4GN agar berjalan lebih sistematis dan tepat sasaran.Pada rapat kerja ini, Kepala
BNN Marthinus Hukom memaparkan pada Komite III DPD RI,
BNN menyusun strategi dalam mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba) yaitu melalui penguatan kolaborasi, penguatan intelijen, penguatan wilayah pesisir dan perbatasan negara, penguatan kerjasama dengan negara perbatasan dan pendekatan iconic dan tematik. Marthinus menyebutkan permasalahan narkoba tidak bisa diselesaikan satu institusi, sehingga perlu adanya kerja sama dengan berbagai stakeholders."Saya minta dukungan penuh Komite III kepada
BNN RI agar dapat melakukan kerja optimal dalam bidang pencegahan dan penanggulangan narkoba," tutur Marthinus Hukom.Menanggapi itu, Anggota DPD RI asal Bengkulu Eni Khaerani menyoroti bahwa di Indonesia punya banyak penduduk terutama kaum muda yang menjadi target dari peredaran narkoba, perlu mitigasi dan pencegahan lebih konkret yang menyeluruh baik di dalam dan lintas negara."Perlu langkah konkret dalam melakukan pencegahan, dan kerjasama harus diperkuat dengan berbagai pihak," tukas Eni.Senada dengan itu, Senator asal Aceh Fadhil Rahmi menyoroti perlunya dibuatkan regulasi dan panduan dari
BNN dalam membangun pusat-pusat rehabilitasi narkoba di daerah."Hal ini juga perlu menjadi perhatian terkait pembangunan pusat rehabilitasi, agar mampu menolong dan mengobati para pecandu agar kembali ke jalan yang benar," tutur Fadhil.Sementara itu, Anggota DPD RI asal Kalteng Habib Said Abdurrahman menyoroti banyaknya obat-obat umum di apotek dengan golongan psikotropika yang beredar umum dan mudah diakses dan didapatkan."Saya kira obat-obat yang sangat mudah diakses inipun harus diatur penggunaannya, karena rawan disalahgunakan" cegahnya.Pada forum tersebut, Wakil Ketua Komite III Muslim M Yatim mengapresiasi kinerja
BNN dan Kepolisian dalam penanganan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Ia menyoroti banyaknya penegak hukum hingga artis yang tersangkut masalah narkotika sehingga perlu penanganan serius."Narkoba sudah masuk ke semua lini, pencegahan dan penanganan harus lebih konkret agar generasi emas berhasil," kata senator asal Sumatera Barat.Senada dengan itu, Wakil Ketua Komite III Abdul Hakim menambahkan darurat narkoba sudah sangat mengkhawatirkan, sehinggan
BNN harus mengoptimalkan anggaran dan program rencana yang akan dilakukan ke depan."Tahun 2025 harus dipilih program dan rencana anggaran yang lebih memberikan efek dalam mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba," tutur Abdul Hakim.Menutup rapat, Ketua Komite III Hasan Basri mengapresiasi dan mendukung
BNN RI dalam berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan narkoba di Indonesia, Hasan Basri juga berharap adanya penguatan dan penambahan anggaran bagi
BNN."Urusan narkotika tidak hanya
BNN, perlu dukungan lintas sektoral, kami dukung penuh penguatan dan penambahan anggaran bagi
BNN," tutur senator asal Kalimantan Utara tersebut.***