Medan, MPOL - Wawancara adalah tanya jawab dengan seorang narasumber untuk memperoleh keterangan, data atau meminta pendapat narasumber tentang suatu hal atau masalah. Wawancara berbeda dengan percakapan biasa. "Wawancara memiliki tujuan pasti untuk menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca," ujar Kepala Sekolah SJI Sumut, Sugiatmo.Para praktisi jurnalisme sependapat tidak ada kiat mutlak wawancara. Wartawan memiliki trik sendiri guna menemui dan memancing narasumber untuk berbicara. Namun secara umum Teknik wawancara memiliki tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan pasca wawancara.Dalam melakukan wawancara, seorang wartawan harus kreatif, menulis harus memiliki karakter, dan ada ruhnya. Perlu diketahui dalam melakukan wawancara kita harus menyadari bahwa kita bukan interogater, harus membebaskan diri dari segala kepentingan, netral, independent dan berimbang.Persiapan wawancara dengan menyiapkan topik, menguasai masalah, menyiapkan pertanyaan, menentukan narasumber dengan mengetahui latar belakang narasumber dan membuat janji dengna narasumber.Upayakan datang tepat waktu dalam wawancara. Dengan menunjukkan jati diri seperti ID Card. Upayakan meminta data diri narasumber dan hindari dengan pertanyaan dengan jawaban ya dan tidak. Menjadi pendengar yang baik dan menghindari pertanyaan ganda. Etika, integritas, sikap kritis dan multitasking adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam wawancara.Satu lagi yang harus diingat jurnalis ketika melakukan wawancara, yakni tidak menerima suap.Hal ini dijelaskan dalam kode etik jurnalistik, terdapat UU yang menyinggung terkait wawancara yang dilakukan oleh wartawan, tercantum dalam beberapa pasal dalam isi kode etik jurnalistik yaitu :Pasal 1 :"Wartawan Indonesia bersikap
Independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk."Pasal 2 :"Wartawan Indonesia menempuh cara cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik."Dari pasal 1 dan 2 ini termasuk salah satunya adalah menerima suap, yakni independent dan tidak berpihak. "Selama saya menjadi wartawan, saya tidak pernah menerima suap," tegas dosen UINSU ini. Sangat jarang saat ini kita jumpai wartawan yang idealis. Tidak mengharapkan uang dari berita yang disajikan.***