Rumah Ibadah Umat Islam Dirubuhkan Preman Bayaran, Bangunan Mushola Al-Ikhlas Rata dengan Tanah

Iwan Suherman - Minggu, 04 Agustus 2024 01:13 WIB
Ist
Mushola Al-Ikhlas rata dengan tanah.
Tembung, MPOL -

Puluhan preman diduga bayaran mafia tanah merubuhkan rumah ibadah Umat Islam yakni Mushola Al-Ikhlas.

Lokasi Mushola nya di Jalan Perjuangan Pasar 12 Tembung Desa Bandar Klippa Gang Yaohu, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang.

Sejumlah warga yang ditemui Sabtu (3/8/24) mengatakan sebelum mushola dirubuhkan, Jumat (2/8/24) sekira pukul 09.00 WIB, warga disibukan dengan kegiatannya masing-masing di sekitar rumah.

Namun tiba-tiba puluhan pria diduga preman suruhan mafia tanah datang ke areal mushola dengan membawa sejumlah alat untuk merubuhkan bangunan dan ada juga menenteng senjata tajam.

Selanjutnya para preman bayaran tersebut terus membongkar mushola.

Sejumlah warga berusaha menghalangi, namun mereka (warga) justru mendapat ancaman hingga menjadi ketakutan.

Sekira pukul 16.00 WIB, mushola sudah rata dengan tanah.

Usai merubuhkan masjid para preman meninggalkan lokasi dan rencananya akan kembali ke lokasi untuk membongkar bangunan milik warga.

Salah seorangTokoh AgamaUstadzM Bahruji Janassaat diwawancarai di lokasi mengaku kecewa dengan perbuatan para preman yang menindas masyarakat kecil dan secara terang-terangan membongkar musholah yang dijadikan tempat sholat bagi Umat Islam.

"Jumat siang sejumlah warga datang ke rumah saya memberitahukan ada sejumlah orang dengan sepihak mengklaim kalau mushola yang sudah berdiri selama 14 tahun di atas tanah seluas satu setengah hektar itu milik dia pribadi. Juga membuat kesepakatan sendiri tanpa bermusyawarah dengan warga setempat. Padahal yang mengklaim bukan warga setempat sehingga pembongkaran mushola tersebut," terangnya.

Setelah mendengar laporan warga lanjutUstadzM Bahruji Janas, dia dan warga langsung ke lokasi dan berusaha menghentikan pembongkaran mushola.

Namun kami (warga) dihadang para preman hingga sempat terjadi kericuhan.

"Para preman itu menenteng berbagai jenis senjata tajam sehingga masyarakat mundur dan hanya bisa menyaksikan mushola dibongkar hingga rata dengan tanah. Ada sekitar 70 kepala keluarga (KK) yang tinggal di atas lahan satu setengah hektar itu, dan mereka sholat di mushola tersebut. Namun sebagian bangunan rumah masyarakat sudah dirubuhkan oleh oknum preman bayaran," jelasnya.

Ustadz yang juga Pemangku Adat Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) menambahkan masyarakat sudah tinggal di lahan garapan itu sejak 2010 dan 2011.

Bangunan masyarakat dirubuhkan lantaran para mafia tanah kabarnya akan membangun perumahan elit.

"Sebelumnya tidak ada sosialisasi dengan masyarakat tentang pembongkaran mushola dan bangunan rumah milik warga. Terkait ganti rugi yang dilakukan yakni dengan cara terlebih dahulu meneror dan menakut masyarakat, sehingga ganti rugi dengan harga sangat murah," kata UstadzM Bahruji.

M Bahruji menyampaikan jika rumahnya juga dibangun di lahan garapan itu.

Selain tempat tinggal, juga dijadikan tempat majelis wirid dan zikir serta tempat belajar Al-Qur'an.

"Kabarnya rumah saya akan dibongkar preman suruhan mafia tanah itu. Namun saya bersama para jamaah dan masyarakat lainnya akan mempertahankannya, dibantu ormas islam," ungkapnya.(*)

Editor
: Iwan Suherman

Tag:

Berita Terkait

Peristiwa

Terjadi di Labuhanbatu, Oknum Polisi Tipu Anak Polisi

Peristiwa

Saat Ibadah Minggu, Polres Tanjung Balai Pengaman dan Monitoring di Setiap Gereja

Peristiwa

Ketua Umum DMDI Indonesia Said Aldi Al Idrus: Palestina Adalah Ladang Pahala Umat Islam Dunia

Peristiwa

PUD Pasar Medan Kolaborasi dengan BRI RO Medan Launching BRI SMART Billing , Sistem Pembayaran Digital di Pasar Halat Medan Pasar punya peran strat

Peristiwa

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Kota Juang Perseroda

Peristiwa

Kakanwil Resmikan Rumah Ibadah Cetiya Dharmapala dan Sarana Pembinaan Kemandirian Lapas Pancur Batu