Laporan : Ahmad Faisal
Medan, MPOL:Kabar sekelompok petualang politik ingin merusak hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden
Prabowo Subianto kontan bikin geram banyak tokoh negeri ini.
Tak hanya kader PDIP, sikap geram juga ditunjukkan tokoh di luar partai berlambang banteng moncong putih.
Leo Siagian (73) di antaranya.
"Sebagai aktivis Eksponen Angkatan '66, saya ingin generasi muda serta semua mahasiswa jangan pernah melupakan sejarah tentang Megawati Soekarnoputri," kata
Leo Siagian lewat Medan Pos Online, Kamis (3/4/2025).
"Wakil Presiden RI ke-8 danPresiden RI ke-5 itu," imbuhnya,"adalah tokoh gerakan Reformasi '98. Demi menegakkan demokrasi, Megawati saat itu berjuang bersama Gus Dur, Sultan Hamengkubuwono X, Amin Rais, Nurcholis Madjid, dan sejumlah tokoh lain yang perannya tercatat dalam Aksi '98."
"Sebagai aktivis," imbuhnya lagi, "kita harus memiliki pikiran yang jernih dalam menilai tokoh-tokoh yang tampil jadi pemimpin bangsa ini."
Dia lalu membeber peran Megawati di balik kesuksesan sejumlah tokoh menjadi presiden republik ini.
Menurutnya, Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY) sebelum menjadi Presiden RI ke-6 diangkat menteri oleh Megawati yang saat itu Presiden.
"Belum tentu
SBY jadi RI-1 jika tanpa pengalaman dan nama baiknya di era pemerintahan yang mengangkatnya menjadi menteri," jelas
Leo Siagian.
Begitu pula Jokowi. Kata dia, tokoh terkorup versi OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) itu tidak akan jadi RI-1 hingga 2 periode andai tidak dicalonkan oleh PDIP, partai yang dipimpin Megawati.
"
Prabowo Subianto juga mungkin saja jadi warga Jordania kalau ibu Mega pada tahun 200-an tidak mengurus kepulangan Prabowo (ke Indonesia) sekaligus status kewarganegaraannya," sambungnya.
"Bahkan dengan penuh tantangan, Prabowo dijadikan sebagai cawapres-nya ibu Mega saat nyapres di Pilpres 2004," tandasnya.
Juru bicara PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Ahmad Basarah, baru-baru ini mengklaim ada pihak yang ingin mengganggu hubungan Ketua UmumMegawatiSoekarnoputri dengan PresidenPrabowoSubianto.
Klaim itu dilontar paska sikap PDIP soal retret kepala daerah. Meski demikian Basarah tak menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksudnya itu.***