Medan, MPOL - Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati menyambut baik gagasan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membuat perkumpulan bersama Presiden terdahulu yang disebut 'Presidential Club.'Menurut Ikhyar gagasan Prabowo tersebut merupakan kebutuhan objektif sejarah saat ini serta cermin dari Persatuan Nasional. Tetapi Ikhyar mengusulkan agar keanggotaan dari Presidential Club tersebut diperluas agar mengakomodir perwakilan dari berbagai daerah dan spektrum politik yang ada."Ide Presiden terpilih Prabowo Subianto tentang persatuan nasional yang tercermin dari Gagasan untuk membentuk Presidential Club merupakan kebutuhan objektif sejarah, karena untuk bisa mewujudkan Indonesia emas 2045 dibutuhkan persatuan nasional yang konkrit, tapi saya mengusulkan agar keanggotaannya diperluas, bukan hanya mantan presiden tetapi juga dilibatkan mantan wakil presiden, ulama kharismatik seperti Gus Baha dan Gus Mus, serta tokoh perwakilan daerah dan aktivis lintas generasi," ungkap Ikhyar di Medan, Sabtu (4/5/2024).Ikhyar menambahkan, dalam sejarah Indonesia, ketika para tokoh bangsa dan aktivis pergerakan bersatu maka terjadi perubahan besar yang nyata di Indonesia."Belajar dari pengalaman sejarah di Indonesia, perubahan besar dan mendasar bisa terwujud ketika para founding fathers dan tokoh bangsa bersatu bersama elemen pergerakan sosial, contoh sumpah pemuda 1928 yang membangun pondasi dasar nasionalisme Indonesia, 17 Agustus 45 berhasil kemerdekaan Indonesia dan mengusir kolonialisme, deklarasi Ciganjur yang didukung elemen reformasi yang melengserkan rezim otoritarianisne Orde Baru," jelas Ikhyar.Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak mengatakan Prabowo ingin membentuk Presidential Club yang berisi mantan presiden RI agar tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah masalah strategis kebangsaan.Dahnil mengatakan Prabowo berharap para pemimpin Indonesia selalu kompak, rukun, guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat terlepas dari perbedaan pandangan dan sikap politik yang ada."Presidential Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Ya, (isinya) semua mantan Presiden kita yang masih ada," kata Dahnil, Jumat (3/5)."Presidential Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Ya, (isinya) semua mantan Presiden kita yang masih ada," kata Dahnil, Jumat (3/5).Gagasan Prabowo yang akan membentuk 'Presidential Club' tersebut juga direspon istana melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.Ari belum membeberkan detail respons terkait setuju tidaknya Presiden Joko Widodo atau Istana terhadap rencana itu. Namun menurutnya, silaturahmi antara mantan dan pemimpin negara Indonesia merupakan sebuah hal yang penting."Ada atau tidak adanya Presidential Club, presiden dan semua mantan presiden sangat penting untuk bersilaturahmi," kata Ari dalam keterangannya, Jumat (3/5).***