"Literasi Permata", Aplikasi Inovasi Perpustakaan Sumut Terintegrasi Kabupaten/Kota

Redaksi - Rabu, 04 September 2024 16:38 WIB
Medan, MPOL - Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara terus melakukan inovasi guna meningkatkan literasi serta minat baca masyarakat terkhusus para generasi muda.

Aplikasi 'Literasi Permata', menjadi inovasi baru yang dihadirkan oleh instansi tersebut. Terdapat empat daerah yang menjadi ujicoba atau pilot project dari inovasi di bidang literasi tersebut.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Dwi Endah Purwanti, mengatakan selama ini perpustakaan umum di kabupaten dan kota termasuk Provinsi Sumut, memanfaatkan satu aplikasi peminjaman buku secara online lewat inlislite.perpusnas.go.id. Kehadiran aplikasi 'Literasi Permata', ke depan semakin memudahkan akses masyarakat Sumut mendapatkan referensi buku yang diinginkan.

"Dalam pengiriman bukunya, kami bekerjasama dengan PT Pos Indonesia sebagai media pengantaran buku kepada masyarakat. Paling lama tiga hari itu pun pada daerah terjauh seperti Kepulauan Nias. Sementara untuk daerah-daerah di luar Nias, paling satu atau dua hari sudah sampai," kata Dwi Endah kepada wartawan di Medan, Rabu, 4 September 2024.

Semangat menghadirkan inovasi baru bidang literasi ini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dimana pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diwajibkan memberi layanan perpustakaan secara adil dan merata kepada masyarakat dan generasi bangsa.

"Impian ke depan perpustakaan kita di daerah maupun perguruan tinggi ada di perpustakaan milik provinsi, sehingga nanti antar perpustakaan tidak lagi menggunakan kartu perpustakaan, cukup lewat aplikasi 'Literasi Permata'," ujar Dwi Endah.

Empat Daerah jadi Pilot Project 'Literasi Permata'

Peluncurkan aplikasi 'Literasi Permata' dilakukan Penjabat Gubernur Sumut, Agus Fatoni di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (3/9/2024). Adapun buku yang tersedia via aplikasi tersebut berjumlah sekitar 190.000 buku. Peminjaman buku dapat dilakukan secara manual dan online.

"Saat ini ada empat daerah sebagai ujicoba dari aplikasi 'Literasi Permata' yakni Deli Serdang, Langkat, Karo, dan Batu Bara. Keempat daerahnya sudah terintegrasi dengan perpustakaan milik provinsi, dan ke depan kami upayakan seluruh daerah akan terintegrasi sehingga memudahkan masyarakat untuk peminjaman buku," kata Dwi Endah.

Sebagai pembina perpustakaan di Sumut, pihaknya berkomitmen untuk biaya pengantaran dibebankan dari anggaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut. PT Pos Indonesia sebagai media pengantaran buku, nantinya akan menagih ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut.

"Ini komitmen kami karena anggaran kami di provinsi lebih besar ketimbang kabupaten/kota. Semua tagihan provinsi yang menanggung," kata Dwi Endah.

Diakui pihaknya bahwa tantangan literasi masa kini dan yang akan datang, cukuplah besar sehingga ini merupakan tanggungjawab bersama dalam menyadarkan masyarakat dan generasi muda akan pentingnya membaca buku.

"Kita harus akui bahwa pembangunan sumber daya manusia di negara kita tidak menjadi prioritas karena hasilnya tidak bisa dirasakan dalam lima tahun. Berbeda dengan pembagunan fisik. Begitupun, kita semua punya tanggungjawab bersama dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang kita miliki lewat literasi dan gemar membaca buku," kata mantan kepala bagian umum pada Biro Umum Setdaprovsu tersebut. "Kehadiran Literasi Permata untuk menyeimbangkan IPM kita secara adil dan merata. Alhamdulillah, TGM kita diatas rata-rata nasional yakni 69, tinggal bagaimana meningkatkan infrastruktur dalam upaya mendorong angka IPM kita," imbuhnya.

Secara kebutuhan buku, Dwi Endah menyebut satu banding dua dari jumlah penduduk. Jika saat ini penduduk Sumut berjumlah 15 juta jiwa, maka sedikitnya koleksi buku yang diperlukan sebanyak 30 buah buku.

"Salah satu upayanya dengan kemudahan akses mendapatkan buku, kemudian buku-buku yang dimiliki juga mesti sesuai kebutuhan dari lintas generasi kita. Gemar membaca ini harus dimulai dari keluarga bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Level tertingginya tentu menjadikan membaca sebagai budaya dan hal yang menyenangkan," ujarnya.

Berdasarkan hasil survey yang pernah pihaknya lakukan, membaca buku versi cetak ketimbang via googling dapat membentuk kecerdasan dan akhlak yang baik, juga melatih kesabaran bagi generasi muda.

"Ini yang membuat kami tetap melayani peminjaman buku secara manual atau versi tercetak. Karena masih banyak masyarakat kita yang menyukai baca buku konvensional ketimbang digital. Mudah-mudahan lewat inovasi baru kita ini, mampu meningkatkan IPM dan kegemaran membaca masyarakat dan memperbaiki mutu SDM generasi bangsa di masa mendatang. Menurut saya membangun SDM bahkan lebih penting daripada pembangunan infrastruktur fisik," pungkasnya. (pay)

Editor
: Rini Sinik

Tag:

Berita Terkait

Sumatera Utara

"Literasi Permata", Aplikasi Inovasi Perpustakaan Sumut Terintegrasi Kabupaten/Kota