Lotu, MPOL - : Berada dipulau terluar Pulau Sumatera, tepatnya Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera, berdiri sebuah Madrasah yang mendidik generasi Islam lebih dari 30 Tahun lamanya. Madrasah yang berada di bagian ujung Utara Pulau Nias ini berdiri sejak tahun 1994. Madrasah Tsanawiyah Swasta Persiapan Negeri Lahewa merupakan satu satunya Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Nias Utara.Madrasah yang beralamat di Jl. DZ Marundruri Kelurahan Pasar Lahewa Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara ini sudah di usulkan untuk menjadi madrasah negeri sejak tahun 2020. Berjarak lebih dari 27 km dari Lotu, Ibu Kota Kabupaten Nias Utara menjadikan Madrasah ini sulit untuk dijangkau. Terlebih lagi Nias Utara memiliki akses jalan yang sulit untuk dilewati karena kondisi topografi wilayah ini merupakan pegunungan.Memulai perjalan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara di Lotu, melwati jalanan dengan medan yang menguji adrenalin sepanjang 27 Km hingga sampe Ke MTs Swasta Persiapan Negeri Lahewa.Memasuki ruangan Kepala Madrasah terlihat piala dan piagam pengharagaan yang berhasil diraih oleh siswa-siswi, Diantaranya: Juara 1 Lomba KSM Tingkat Kabupaten Kota di berbagai Mata Pelajaran Tahun 2024. Juara Lomba Vocal Solo Tingkat Kecamatan dan Kab/kota dan penghargaan pernah meraih Sekolah dengan indeks integritas penyelenggara Ujian Nasional yang tinggi Tahun 2015 dengan hasil Ujian 80.46 dan masih banyak prestasi lainnya dari berbagai lomba yang pernah diikuti.Madrasah ini sudah meluluskan lebih dari 606 orang siswa sejak Tahun 1994 hingga sekarang. Memiliki luas 3.350 m 2 dan kelas 6. menjadikan sekolah ini layak untuk mendapatkan status negeri oleh pemerintah.Ditemui diruangannya, Kepala Madrasah Haswanti Zai, S.Pd.I mengakui masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi. Memiliki keterbatasan dana menjadi penyebab utama madrasah ini memenuhi sarana dan prasana yang memadai. "Kami butuh sentuhan dari pemerintah untuk membangun madrasah ini menjadi lebih layak, tuturnya.Sementara itu, Ketua Yayasan Ikhlas Beramal Ermansyah Polem membeberkan sejarah perjalan MTs Swasta Persiapan Negeri Lahewa yang ternyata dulu merupakan Amal Usaha milik Kementerian Agama."Sebelum terbentuk menjadi Yayasan ya MTs Swasta PN Lahewa ini dulu milik Kementerian Agama, namun setelah adanya peraturan terbaru tentang pengelolaan Amal Usaha di Kementerian Agama, akhirnya Yayasan ini dilepas, dan dibentuk pengurus Yayasan yang kebetulan saat itu kamilah yang ditunjuk sebagai pengurusnya," tuturnya."Sebelum terjadinya gempa Nias Tahun 2004 lalu, madrasah ini dulunya rawa. Jadi kalau air laut pasang ya madrasah tergenang air. Namun setelah gempa itu, tidak tahu kenapa air lautnya surut dan sampai sekarang tidak terendam lagi," kenangnya. Ermansyah melanjutkan ceritanya yang dihubungi lewat jaringan telepon tersebut. "Guru-guru yang mengajar disini bekerja dengan ikhlas karena kami hanya mengandalkan bantuan operasional dari Kementerian Agama, kalaupun ada bantuan dari komite seadanya" ungkapnya. "Madrasah ini adalah simbol eksistensi cahaya Islam di Nias Utara, dengan adanya madrasah ini menjadi nafas perjuangan risalah islam di Nias Utara," lirihnya.Ermansyah menceritakan, berbagai usaha sudah dilakukan oleh pihak yayasan bersama seluruh warga madrasah. Seluruh standar persyaratan sudah dipenuhi. Program madrasah dan kurikulum pendidikan Madrasahdari Kementerian Agama dijalankan. Metode pembelajaran sudah dikembangkan sesuai aturan pemerintah melalui Dirjen Pendis. Guru-guru di Madrasah mulai berbenah demi terwujudnya impian bersama sesuai visi misi madrasah."Dari sudut sekolah terlihat bangunan yang jauh dari kata layak. Ini adalah perjuangan ditengah-tengah keterbatasan. Berada di wilayah minoritas tidak menjadikan sekolah ini termarjinalkan. Pemerintah daerah sering berkunjung ke madrasah ini. Namun hanya sebatas hubungan kerjasama menjalankan tugas pemerintahan di deaerah ini saja. Itupun Madrasah ini sudah bangga mendapatkan pengakuan dari pemerintah daerah," ungkapnya.Berada di pulau terluar Indonesia menyebabkan Madrasah ini sulit untuk dijangkau oleh para pegiat pendidikan di Indonesia. Doa dan harapan menjadi senjata pangabdian tanpa batas warga madrasah."Sedaya mampu, kami akan tetap berjuang demi madrasah dan generasi Islam yang unggul di Kabupaten Nias Utara ini," beitulah pengakuan salah seorang guru madrasah ini.Mereka tidak pasrah dengan keadaan, sebaliknya mereka tetap semangat mengembakan madrasah dan mewujudkan cita-cita peserta didik mereka."Harapan itu masih ada, selagi doa kita belum terjawab bukan berarti kita menyerah. Usaha sudah kita lakukan, Doa sudah kita panjatkan, sekarang kita hanya bisa berharap dengan terus berjuang," ungkap Kepala Madrasah.(NAS)